Sejarah singkat sinjai borong
SEJARAH SINGKAT KELURAHAN PASIR PUTIH, KECAMATAN SINJAI BORONG
A. Asal Usul Kelurahan Pasir Putih.
Bahwa setiap nama tentu mempunyai asal usul tentang terciptanya nama itu, sama halnya dengan Kelurahan Pasir Putih.
Sebagaimana telah diketahui bahwa menurut Etimologinya, kata Pasir Putih dalam bahasa Bugis berarti “Kassi Buleng” (Pasir = Kassi) dan (Putih = Buleng). Kalau diperhatikan kata Pasir Putih ini maka kita lihat adanya dua suku kata yang dipadukan.
Kata Pasir Putih adalah terdiri dari kata Benda dan kata Sifat, dalam hal ini timbullah suatu pertanyaan Apakah sebabnya sehingga Kelurahan dinamakan Pasir Putih?
Sebelum terbentuk atau berubah nama menjadi kelurahan, Kelurahan Pasir Putih masih berbentuk sebuah Desa yaituDesa Pasir Putih dan Nama Desa Pasir Putih ini adalah suatu nama yang diberikan oleh Bupati Kepala Daerah Swatantera Tingkat II (Daswati II) Sinjai yaitu Bapak Mayor Purnawirawan Abdul Latif, dengan Surat Keputusan Nomor 5 Tahun 1961 dalam pembentukan Gaya Baru dalam Propinsi Daswati I Sulawesi Selatan dan Tenggara . Kata Pasir Putih diambil dari nama suatu Sumur yang terletak ditengah-tengah Kelurahan ini. Nama sumur itu adalah sebutan bahasa Bugis yakni : ” KASSI BULENG”. Asal usul Kassi Buleng yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi Pasir Putih.
Menurut sumber yang diperoleh dari beberapa Tokoh masyarakat bahwa Sumur tersebut pada zaman dahulu setiap tahunnya airnya meluap yang mengandung Pasir yang berwarna Putih, begitu pula bahwa sumur tersebut berfungsi sebagai sumber mata air dari pengairan Apareng yang merupakan sumber penghasilan penduduk setempat, itulah sebabnya sehingga daerah ini diberi nama Desa Pasir Putih sebagai Peringatan.
B. Struktur Pemerintahan.
Kelurahan Pasir Putih sebelum terbentuk, pada sekitar abad ke- 14, diperintah oleh seorang Arung yaituArung Bonto yang bernama Puang TOPAyang memiliki gelar ” GAU MAGATTANG, ADA MALEMPU” yang berarti :
G A U : TINGKAH LAKU
MAGATTANG : JUJUR
A D A : KATA
MALEMMPU : BENAR
Jadi berarti ”Pemerintah Yang Berlaku Jujur Dan Berkata Benar Dalam Menjalankan Tugas-Tugas Pemerintahannya”. Hal tersebut diatas sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pejabat Pemerintahan saat ini.
Arung Bonto memerintah 13 (tiga belas) adat diantaranya yaitu :
- Ade Jenna yang bernama UTTENG,
- Ade Batu yang bernama ATTE.
Kedua Ade ini bersaudara, tetapi dalam hal ini tidak berarti bahwa Sistim Pemerintahan pada waktu itu di kedua tempat tersebut diatas bukanlah secara keturunan sebagaimana sitim Pemerintahan yang berlaku pada masa itu.
Struktur Pemerintahan Kelurahan Pasir Putih telah mengalami perubahan atau periode sebanyak tiga kali.
PERIODE I
Pada periode ini diperintah oleh seorang Aru yang bernama Puang Topa yang berkedudukan di Bonto, Sekarang Ibu Kota Desa Batu Belerang Kecamatan Sinjai Borong.
Selanjutnya yang memerintah pada periode ini, masing-masing :
- Ketua Ade Jenna bernama UTTENG.
- Ketua Ade Batu bernama ITTE.
Atte adalah salah satu Ketua Ade yang memberi nama Kelurahan ini dengan nama Kasssi Buleng.
PERIODE II
Pada periode kedua ini masih tetap menggunakan nama Aru Bonto yang diperintah oleh Aru Bonto yang Kedua, bernama SIMBA DG PAJALAH setelah Aru Bonto yang keduai ini meninggal dunia, maka sebagai penggantinya ialah SOENG DG PATAPPA.
Berhubung karena masuknya Pemerintah Belanda, maka Ade Bontoe yang Kedua, terbagi atas dua Ade yaitu Kampung Jennae dan Kampung Batu (masing-masing diperintah seorang Ade)
PERIODE III
Pada periode ketiga ini Pememrintah Belanda telah lenyap, sebagai akibat dari pada bangsa Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka susunan Pemerintahan sudah berubah dari Aru Kepala Anua menjadi Aru Kepala Distrik, dan Akhirnya kemudian menjadiKepala Wilayah Kecamatan /Kepala Kecamatan (Camat Sinjai Borong).
Adapun yang memerintah Distrik pada waktu itu adalah sbb :
- MADDUKELLENG,
- TOMBONG,
- JALNGKARA,
- A. MUH. SALEH (terakhir selaku Kepala Distrik Manipi, dan Pertama sebagai Kepala Kecamatan Sinjai Barat)
Kelurahan Pasir Putih masih juga biasa disebut dengan BORONG dan INRU LAMUNG. Sebab dikatakan BORONG karena, dahulu rumah-rumah penduduk dapat dilihat setelah kita sampai di sekitar rumah, karena rimbunnya pohon Kopi di sekitarnnya. Mengenai sebutan INRU LAMUNG berasal dari kata Inru artinya Enau , yakni tanaman yang biasa disadap airnya untuk dijadikan gula merah, dan lamun artinya tenggelam dan tidak muncul lagi.
(Sumber : Data
Komentar
Posting Komentar